Friday, May 10, 2019

Peluang Telur Itik Di Indonesia


Kebutuhan daging di Indonesia hingga kini masih dipenuhi dari daging sapi dan ayam. Ternak sapi memberikan kontribusi terhadap pemenuhan daging nasional sebesar 26,60%, ayam pedaging 21,70%, ayam buras 21,20%, babi 14,10%, kambing 6,50%, kerbau 4,40%, domba 3,40%, ayam ras petelur 1,76%, dan itik 0,05% (Guntoro 1998). Itik di Indonesia memiliki potensi sebagai sumber pendapatan bagi peternak kecil di pedesaan, baik sebagai usaha pokok maupun sambilan . Sebagian besar itik yang ada masih dipelihara secara tradisional yaitu dengan sistim gembala di sawah-sawah lepas panen. Produksi telur itik gembala bervariasi tergantung ketersediaan pakan di sawah, dengan rata-rata produksi sekitar 22,5% (Setioto et al 1998). Rendahnya produksi ini disebabkan semakin intensipnya sistem persawahan kita yang dibarengi dengan penggunaan pestisida dan bahan-bahan kimia lain yang sangat merugikan itik gembala.
Ternak itik merupakan unggas air yang tersebar luas di pedesaan yang dekat dengan sungai, rawa atau pantai dengan pengelolaan yang masih tradisional. Populasi ternak itik yang tinggi dan perannya yang penting bagi kehidupan peternak sebagai sumber gizi merupakan potensi yang masih dapat ditingkatkan. 
Potensi ternak itik di Indonesia sangat besar terutama sebagi penghasil daging dan telur. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Salah satu dari kekayaan itu adalah keanekaragaman hewan ternak, termasuk itik. Ternak itik juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memiliki daya adaptasi yang cukup baik, dan memiliki banyak kelebihan dibandingkan ternak unggas yang lainnya, diantaranya adalah ternak itik lebih tahan terhadap penyakit. Selain itu, itik memiliki efisiensi dalam mengubah pakan menjadi daging yang baik (Matitaputty, 2002). Sumber protein hewani asal unggas di Indonesia masih bertumpu pada ayam pedaging, ayam petelur, dan ayam kampung. Produksi daging khususnya ternak unggas tahun 2009 dari ayam kampung sebesar 282.7 ribu ton, ayam pedaging 1016.9 ribu ton, ayam petelur 59.1 ribu ton dan ternak itik 31,9 ribu ton (Ditjennak, 2009). Dilihat dari jumlah produksi daging, maka kontribusi ternak itik terhadap daging masih rendah. Itik berkontribusi terhadap penyediaan daging sebesar 2,29%, lebih rendah jika dibandingkan dengan ayam buras sekitar 20,33% dari total produksi daging unggas. Sementara kalau kita lihat populasi itik di Indonesia tahun 2009 tercatat sebanyak 42 juta ekor dan menyebar di pelosok nusantara (Ditjennak, 2009).
Beberapa galur itik lokal yang banyak dipelihara masyarakat di Pulau Jawa di antaranya itik Tegal, itik Mojosari, itik Magelang, itik Cirebon, dan itik Cihateup. Sementara yang berada di luar Pulau Jawa seperti Kalimantan Selatan (itik Alabio), Sumatera (itik Pegagan) di Bali (itik Bali) dan masih banyak lagi itik lokal lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, yang memiliki nama sesuai dengan asal daerahnya. Hetzel (1985), menyatakan bahwa itik-itik yang ada di Indonesia memiliki performa yang kecil, sehingga sulit untuk diperbaiki meskipun melalui seleksi sebagai itik penghasil daging yang baik, oleh karena itu disarankan untuk menyilangkan (crossing) dengan itik yang memiliki sifat pertumbuhan cepat. Produk peternakan terutama daging dan telur itik beserta olahannya sangat disukai oleh masyarakat, seperti gulai itik hijau, pecel bebek, berbeque, telur asin, martabak telur, tepung telur, rendang suir itik yang bertempat dipeternakan itik yang dipasarkan ke pulau Jawa, bahkan sampai kemancanegara seperti ke Belanda.

Wednesday, May 8, 2019

Pengembangan Peternakan Sapi


Kurangnya pasokan sapi bakalan merupakan permasalahan utama dalam industri sapi potong Indonesia. Peningkatan populasi sapi potong melalui intensifikasi terhadap program cow calf operation adalah cara yang tepat untuk mendukung program P2SDS. Program cow calf operation merupakan usaha untuk menghasilkan pedet atau sapi bakalan, 99% dilakukan oleh usaha peternakan rakyat berskala kecil. Usaha ini memerlukan biaya produksi yang relatif mahal sehingga sedikit sekali perusahaan swasta atau negara yang bergerak di bidang pembibitan potong karena di nilai kurang menguntungkan. Sebagian besar usaha cow calf operation tidak memerlukan banyak pakan karena tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan pedet. Peningkatan efisiensi usaha pembibitan sapi potong rakyat adalah dengan melakukan integrasi baik dengan tanaman hortikultura, pangan dan perkebunan. Program pembibitan sapi PO oleh Dinas Pertanian Probolinggo bersama Kelompok Ternak Bango Jaya dilakukan karena sapi PO mempunyai sifat yang tahan terhadap 1) cekaman panas lingkungan 2) pakan berkualitas rendah 3) cocok sebagai ternak kerja serta 4) mempunyai tampilan reproduksi yang baik.
Untuk dapat mengetahui dan memahami ketersediaan serta perkembangan teknologi untuk mendorong usaha peternakan sapi potong, perlu dilihat perkembangan bioteknologi peternakan. Bioteknologi merupakan suatu integritas berbagai cabang ilmu, antara lain biologi, kimia, genetika, pemuliaan, reproduksi, imunologi, dan komputasi. Bidang ini sangat kompleks, rumit, mahal, dan perlu waktu yang cukup lama untuk menguasainya. Peralatan dan sumber daya manusia yang menggeluti bidang ini sangat spesial. Cakupan bioteknologi peternakan meliputi: (1) teknologi reproduksi, seperti IB, TE, kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro (IVM/IVF/IVC = in vitro maturation/ in vitro fertilization/in vitro culture), sexing sperma maupun embrio serta kloning dan splitting; (2) rekayasa genetik seperti genome maps, Marker Assisted Selection (MAS), transgenik, identifikasi genetik, dan konservasi molekuler; (3) pengkayaan pakan, seperti manipulasi mikroba rumen dan perekayasaan pakan; serta (4) bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner atau masalah kehewanan. Dalam makalah ini yang akan dijelaskan adalah sebagian atau hal-hal yang penting dan berkaitan dengan prospek pengembangan sapi bakalan di Indonesia. Teknologi IB telah diaplikasikan sangat meluas dan dimulai sejak 60 tahun yang lalu. Secara alami, seekor pejantan hanya mampu melayani 20-30 ekor betina, tetapi dengan teknologi IB kemampuannya meningkat ribuan kali. Teknologi IB dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan program seleksi pada sapi potong, karena akan meningkatkan intensitas seleksi (i). Pemanfaatan sumber daya lokal dan inovasi teknologi. Namun, hal ini akan diimbangi dengan meningkatnya interval generasi (L) karena diperlukan uji zuriat atau progeny testing yang memerlukan waktu cukup lama. Oleh karena itu diperlukan upaya lain agar rasio i/L maksimum sehingga respons seleksi (R) terus meningkat setiap tahun. Dalam jangka panjang, aplikasi IB juga dapat mempengaruhi keragaman sehingga respons seleksi mengalami pelandaian (plateau). Sementara itu, bila tidak didukung dengan pencatatan yang baik, peluang akan terjadi silang dalam (inbreeding) sangat besar. Aplikasi IB di Indonesia sudah sangat meluas, terutama pada sapi perah (> 90%) dan sapi potong. Secara intensif IB pada sapi perah mulai dilakukan pada tahun 1972 oleh Lembaga Penelitian Peternakan, Bogor . Sementara itu, IB pada sapi potong di Indonesia saat ini mungkin termasuk yang terbesar di dunia. Hal ini antara lain karena langkanya pejantan di beberapa kawasan sentra produksi sapi (Jawa). Di beberapa negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa, aplikasi IB pada sapi potong hanya terbatas pada kelompok elit untuk tujuan menghasilkan bibit (pemuliaan).
Sapi bali (Bos-bibos banteng) yang berasal dari domestikasi Banteng dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan setempat. Demikian pula dengan penyebaran pada lingkungan di luar wilayah Indonesia tropis dan sub tropis, sapi bali tidak mengalami kesulitan dalam arti fungsi reproduksi dan berjalan secara normal sebagaimana pada daerah. Sampai saat ini penyebaran populasi sapi bali telah meluas yang mencakup seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Pulau Jawa kecuali Provinsi DKI Jakarta. Konsentrasi sapi bali terbesar adalah di Sulawesi Selatan, Pulau Timor, Bali dan Lombok dan wilayah timur lainnya. Jumlah sapi bali di Sulawesi Selatan dan Pulau Timor telah jauh melampaui populasi sapi bali ditempat asalnya Pulau Bali. Sapi bali juga dapat ditemukan di kebun binatang dan Taman Safari di luar negeri, secara liar dan terpelihara juga dapat dilihat pada hutan-hutan tropis dan negara-negara Asia Tenggara dan Australia Utara. Ditinjau dari sistematika ternak, sapi bali masuk familia Bovidae, Genus bos dan Sub-Genus Bovine, yang termasuk dalam sub-genus tersebut adalah Bibos gaurus, Bibos frontalis dan Bibos sondaicus , sedangkan Williamson dan Payne (2010) menyatakan bahwa sapi bali (Bos-bibos Banteng) yang spesies liarnya adalah banteng termasuk Famili bovidae, Genus bos dan sub-genus bibos. Sapi bali mempunyai ciri-ciri khusus antara lain: warna bulu merah bata, tetapi yang jantan dewasa berubah menjadi hitam. Satu karakter lain yakni perubahan warna sapi jantan kebirian dari warna hitam kembali pada warna semula yakni coklat muda keemasan yang diduga karena makin tersedianya hormon testosteron sebagai hasil produk testes. Karakteristik lain yang harus dipenuhi dari ternak sapi bali murni, yaitu warna putih pada bagian belakang paha, pinggiran bibir atas, dan pada paha kaki bawah mulai tarsus dan carpus sampai batas pinggir atas kuku, bulu pada ujung ekor hitam, bulu pada bagian dalam telinga putih, terdapat garis hitam yang jelas pada bagian atas punggung, bentuk tanduk pada jantan yang paling ideal disebut bentuk tanduk silak congklok yaitu jalannya pertumbuhan tanduk mula-mula dari dasar sedikit keluar lalu membengkok ke atas, kemudian pada ujungnya membengkok sedikit keluar. Pada yang betina bentuk tanduk yang ideal yang disebut manggul gangsa yaitu jalannya pertumbuhan tanduk satu garis dengan dahi arah ke belakang sedikit melengkung ke bawah dan pada ujungnya sedikit mengarah ke bawah dan ke dalam, tanduk ini berwarna hitam.

Olahan Telur Ditinjau Dari Aspek Peternakan



Setiap orang selalu menggemari makanan, selain makanan pokok juga makanan ringan. Makanan-makanan yang tersedia di pasaran memang sudah beragam, tapi umumnya makanan tersebut bukanlah makanan yang sesuai dengan standar ekonomi menengah ke bawah. Penyusun menawarkan sebuah produk yang daat dinikmati untuk semua kalangan baik kalangan ke atas maupun kalangan menengah ke bawah. Produk yang ditawarkan cukup terjangkau dan rasanya yang enak, serta banyak digemari masyarakat. Produk yang ditawarkan adalah omlet.
Omlet adalah makanan ringan yang serba praktis dan terjangkau. Omlet dapat di makan sebagai makanan tambahan. Selain itu omlet banyak di gemari oleh berbagai kalangan baik dewasa maupun anak-anak. Omlet mempunyai berbagai jenis atau bentuk yang merupakan ciri khas. Telur yang di gunakan dalam pembuatan omlet adalah telur ayam niaga petelur yang memiliki kandungan gizi. Manfaat omlet yaitu kandungan nutrisi yang terdapat di dalam telur dan sayur dapat menurunkan kolesterol yang dapat membantu mengendalikan berat badan, kandungan selenium yang terdapat di dalam tahu dapat meminimalkan resko terkena kanker, zat besi dan tembaga di dalam tahu akan membuat darah menjadi lebih sehat.
Usaha omlet telah berkembang pesat dan semakin banyak pelaku usahanya seperti di warung, warung rames siap saji dan sebagainya, sehingga menimbulkan pesaingan yang ketat. Omlet  merupakan salah satu produk olahan praktis yang mempunyai segmen pasar yang cukup luas. Pembuatan omlet dilakukan dengan sederhana, tapi dijamin kehigienisannya, serta dijual dengan harga yang terjangkau maka dapat menarik masyarakat untuk membeli makanan ini.
Telur telah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, baik sebagai kebutuhan pemenuhan gizi harian atau sebagai pemenuhan / pemanfaatan hal-hal yang lainnya. Seperti yang kita ketahui, si bulat lonjong yang dihasilkan oleh hewan unggas atau burung ini memang banyak sekali manfaatnya bagi manusia. Telur dapat dijadikan makanan konsumsi harian, bahan untuk membuat kue, bahan untuk membuat aneka masakan, ada yang memanfaatkannya untuk menambah stamina dan vitalitas, atau bahkan ada yang memanfaatkannya sebagai masker untuk menambah kecantikan dan kesehatan kulit. Telur sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan masyarakat umum.
Telur sendiri sebenarnya ada banyak jenis yang umum dimanfaatkan oleh manusia, diantaranya telur bebek , telur ayam, telur puyuh, telur itik/entok, dan lain-lain. Walaupun sebenarnya manusia tidak hanya memanfaatkan telur yang berasal dari hewan unggas. Telur ikan dan telur penyu juga (untuk telur yang satu ini tidak boleh diambil di alam bebas), untuk menjaga kelestarian hewan penyu). Akan tetapi pada pembahasan kali ini kita akan fokus pada telur unggas tepatnya telur ayam. Karena dari sekian banyak telur, telur ayam yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia.
Telur merupakan bahan pangan hasil ternak unggas yang memiliki sumber protein hewani yang memiliki rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Teknik pengolahan telur telah banyak dilakukan untuk meningkatkan daya tahan serta kesukaan konsumen. Telur merupakan sumber protein, lemak, mineral, dan vitamin yang baik bagi tubuh. Nilai gizi telur sangat lengkap, telur merupakan sumber protein yang baik, kadarnya sekitar 14%, sehingga dari tiap butir telur akan diperoleh sekitar 8 gram protein. Kandungan asam | 1 amino pada telur sangat lengkap, sehingga protein telur mempunyai nilai biologis mencapai 100%, yang lebih tinggi dibandingkan daging yang hanya mempunyai nilai biologis 84%. Meskipun mempunyai harga yang rendah, namun konsumsi masyarakat Indonesia terhadap telur hanya 87 butir telur per tahun per kapita, nilai ini sangat rendah dibandingkan negara berkembang lainnya.
    Sayur merupakan sumber makanan yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan sumber kaya karoten (provitamin A). Semakin tua warna hijaunya, maka semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada sayuran membantu memperlambat proses penuaan dini mencegah resiko penyakit kanker, meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan diabetes. Sayuran yang berwarna hijau tua diantaranya adalah kangkung, daun singkong, daun katuk, daun pepaya, genjer dan daun kelor. Di dalam sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai antioksidan. Antioksidan dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidatif yang menghasilkan racun dan sifat sayu yang baik dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.
Sarapan menjadi suatu hal yang wajib untuk dilakukan, bahkan untuk orang yang sedang diet sekalipun. Namun terkadang seseorang merasa bosan dengan sarapan nasi ataupun roti sehingga sering kali sebagian dari mereka memilih untuk tidak sarapan. Padahal sarapan sangat penting karena dengan sarapan nantinya anda bisa mendapatkan energi untuk beraktivitas. Anda merasa bosan dengan sarapan menggunakan nasi ataupun roti, maka anda bisa mencoba untuk membuat menu masakan seperti omlet untuk sarapan. Bahannya sangat mudah karena hanya membutuhkan telur, kemudian margarin dan juga berbagai macam sayuran. Omlet memiliki cita rasa yang lezat dan juga cukup mengenyangkan, menu masakan tersebut terbilang sehat dan juga kaya akan nutrisi yang sangat bagus untuk tumbuh kembang anda dan keluarga.
Omlet sebagaimana menu sarapan yang bergizi dan mengandung banyak manfaat untuk keluarga Indonesia. Pertama adalah pada telur, di dalam sebuah telur mentah sendiri terdapat kandungan protein sebanyak 6,3 gram yang mana sangat bagus untuk menunjang program diet sehat anda. Bahkan seorang ahli gizi berpendapat jika telur tersebut mampu memberikan energi dan juga mendukung semua proses yang mana berjalan di dalam tubuh. Kalori dari omlet tidak perlu khawatir karena anda bisa membuat menu masakan tersebut hanya dengan putih telurnya saja. Kedua adalah pada sayuran, terdapat banyak sekali campuran sayuran yang mana dapat ditambahkan pada menu sarapan tersebut, untuk kandungan gizi dari sayuran tentu saja sangat melimpah dan juga akan membuat sarapan anda menjadi lebih menyehatkan. Menurut seorang ahli gizi, di dalam satu cangkir paprika hanya mengandung 15 gram kalori, kemudian mengandung 1,25 gram serat, lalu 60 mg vitamin C dan juga beta karoten. Beberapa jenis sayuran seperti tomat, kemudian asparagus, brokoli, jamur, zucchini ataupun kacang polong bisa dijadikan sebagai pilihan dari isian menu masakan tersebut karena rendah akan kalori tetapi justru kaya akan nutrisi.
Target pasar usaha omlet adalah semua kalangan masyarakat terutama mahasiswa dan anak  kost sebagai pemenuhan gizi harian. Omlet tersedia dimana-mana baik itu di warung-warung kecil ataupun di pasar. Omlet biasanya dijual di warung-warung dengan berbagai macam olahan seperti di goreng kemudian ditambah saus atau bumbu kacang seperti siomay dan masih banyak variasi lainnya. Masyarakat sekitar tahu bahwa omlet merupakan makanan yang mudah untuk didapat baik di kawasan universitas dan begitu mudah untuk membuat sendiri, maka target pasarnya lebih dikhususkan bagi masyarakat menengah ke bawah, namun tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat menengah ke atas walaupun sebatas di level end user. Aspek sosial akan dilihat seberapa besar dampak yang dihasilkan dari usaha terhadap kehidupan ekonomi dan sosial bagi lingkungan sekitar usaha ini berada. Meningkatnya skala usaha akan meningkatkan pula manfaat usaha pada aspek sosial pada masa mendatang.

Butuh Tambahan Uang? Coba Peluang Bisnis Ini!

Bisnis pada zaman sekarang memang tidak terlepas bagi orang yang ingin mendapat kesuksesan melalui bisnis. Nah, ini ada peluang bisnis ya...