Bahan pakan
adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau
seluruh tanpa menggangu kesehatan ternak yang memakannya. Bahan pakan terdiri
dari dua kelompok, yaitu bahan pakan asal tanaman dan non tanaman (ternak atau
ikan). Kualitas suatu bahan pakan ditentukan oleh kandungan zat nutrien atau
komposisi kimianya, serta tinggi rendahnya zat anti nutrisi yang terkandung
didalam bahan pakan tersebut.
Banyaknya bahan pakan yang di alam maka
dibutuhkan pengklasifikasian dan pemberian nama untuk mempermudah penyebutan
dan memudahkan untuk dipelajari dan menghindari adanya suatu bahan pakan yang
memiliki nilai ganda. Oleh karena itu ada cara pemberian nama (nomenklatur)
bahan pakan internasional untuk menanggulangi ketidaktetapan dalam pemberian
nama bahan pakan tersebut. Penganalisaan bahan pakan perlu adanya pengetahuan
tentang alat-alat yang akan digunakan. Alat-alat tersebut harus diketahui cara
pemakaiannya dan fungsi-fungsinya, karena sangat menunjang ketepatan dalam
menganalisis bahan pakan yang akan diuji.
Suatu bahan
pakan harus mempunyai kandungan nutrien untuk pertumbuhan ternak, dan untuk
mempertahankan hidupnya. Sebagian besar bahan pakan terdiri dari unsure-unsur
pokok yaitu air, mineral, karbohidrat, lemak, dan protein. Pakan ternak berisi
zat gizi dengan kandungan yang berbeda-beda, oleh karena itu perlu dilakukan
analisis untuk mengetahui kualitas dan kuantitas zat gizi tersebut. Salah satu
analisis tersebut adalah analisis proksimat.
Analisis
proksimat merupakan metode analisis secara kimia untuk mengidentifikasi
kandungan zat makanan dari suatu bahan pakan atau pangan, yang belum diketahui
sebelumnya. Bahan pakan memiliki struktur dan cirri-ciri yang berbeda. Ciri dan
struktur inilah yang menyebabkan adanya sifat fisik dari suatu bahan
pakanHijauan makanan ternak merupakan semua bahan makanan yang berasal dari
tanaman dalam bentuk daun-daunan. Sebagai makanan ternak, hijauan memegang
peranan sangat penting terlebih pada ruminansia. Ternak ruminansia mengkonsumsi
hijauan sebesar 10% dari berat badannya atau sekitar 20-25 kg/ekor/hari. Dengan kebutuhan tersebut tentunya sangat
diperlukan penyediaan pakan yang cukup dan berkesinambungan. Peningkatan
produktivitas dan kualitas ternak ruminansia perlu ditunjang dengan upaya
pemenuhan pakan yang mencukupi kebutuhan ternak. Ketersediaan rumput sangat
dipengaruhi oleh kondisi lahan dan iklim. Ketersediaan lahan yang subur untuk
produksi rumput semakin berkurang karena cenderung dimanfaatkan untuk
memproduksi hasil pertanian.
Nomenklatur
juga perlu diketahui untuk memberi penjelasan tentang identifikasi bahan makan
ternak. Pemberian tata nama Internasional didasarkan atas enam segi atau faset,
yaitu: asal mula, bagian untuk ternak, proses yang dialami, tingkat kedewasaan,
defoliasi, grade. Negara Indonesia
merupakan negara agraris karena mempunyai berbagai jenis tanaman yang melimpah
dan berpotensi untuk dijadikan bahan pakan ternak. Metode yang digunakan untuk
mengetahui kualitas pakan adalah uji fisik, kimia, maupun uji mikroskopis. Secara
umum sifat fisik bahan tergantung dari jenis dan ukuran partikel bahan.
Sekurang-kurangnya ada 6 sifat fisik bahan yang penting yaitu berat jenis,
sudut tumpukan, daya ambang, luas permukaan spesifik, kerapatan tumpukan, dan
kerapatan pemadatan tumpukan. Untuk mengetahui sifat fisik suatu bahan maka
perlu dilakukan uji fisik pada bahan tertentu.
Sehingga, mempermudah penanganan, dalam pengangkutan, mempermudah
pengolahan, menjaga hemoginitas dan stabilitas saat pencampuran. Hal ini sangatlah
penting dalam aspek yang perlu diperhatikan dalam bahan makanan ternak.