Susu merupakan minuman bergizi tinggi yang dihasilkan ternak perah menyusui, seperti sapi perah, kambing perah, kerbau perah bahkan kuda. Susu sangat mudah rusak dan tidak tahan lama ketika di simpan kecuali telah mengalami perlakuan khusus. Susu segar yang dibiarkan di kandang selama beberapa waktu, maka lemak susu akan menggumpal di permukaan berupa krim susu, kemudian bakteri perusak susu yang bertebaran di udara kandang, yang berasal dari hewan ternak masuk ke dalam susu dan berkembang biak dengan cepat. Oleh bakteri, gula susu di ubah menjadi asam yang mengakibatkan susu berubah rasa menjadi asam. Lama kelamaan susu yang demikian itu sudah rusak. Kombinasi oleh bakteri pada susu dapat berasal dari hewan ternak, udara, lingkungan, manusia yang bertugas, atau peralatan yang digunakan.
Susu juga bisa terkontaminasi oleh mikroorganisme penyebab penyakit menular pada manusia seperti tuberculosis, difteri, dan tifus. Oleh karena itu, susu harus ditangani secara baik dan memenuhi syarat-syarat kualitas dari pemerintah. Dalam melindungi konsumen susu, pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan, selalu mengadakan pengawasan peredaran susu, kesehatan hewan ternak perah. Petugas yang terlibat pada penanganan susu, dan bahan makanan ternak. Susu yang berasal dari sapi, susu kambing, dan susu kedelai dan susu kuda membawa khasiat yang berbeda jika dikonsumsi. Susu sapi adalah jenis yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia. Kandungan nutrisinya pun lengkap, antara lain Ca, vitamin K. vitamin D, protein, lemak dan mineral serta beberapa zat lain. Susu sapi dapat dikonsumsi oleh semua usia dan jenis kelamin. Dalam hal kesehatan, susu sapi adalah sumber protein yang lengkap. Susu memiliki 8 g protein dan 12 g karbohidrat dalam setiap gelasnya. Susu sapi murni tanpa fortifikasi mengandung 300 mg kalsium, yang dapat mencukupi 30% dari jumlah asupan harian yang di rekomendasikan untuk kebanyakan orang dewasa.
Segelas susu juga memiliki setengah asupan harian vitamin B12 yang di rekomendasikan. Susu sapi biasanya juga diperkaya dengan vitamin D, dan setiap orang membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium. Namun, serat tidak bias didapatkan dalam susu sapi. Jumlah lemak pada susu beragam, termasuk lemak jenuh. Terdapat sedikit kandungan seperti lemak karena di dalam susu yang rendah lemak seperti susu skim yang kandungan lemaknya hanya 1-2% saja. Tapi susu juga memiliki kandungan laktosa, sehingga dapat menyebabkan gastrointestinal atau masalah pencernaan untuk orang yang memiliki kekurangan enzim laktase. Manfaatnya baik untuk pembentukan tulang, gigi, dan memperbaiki fungsi tiroid serta menurunkan resiko asam urat sebab mengandung yodium.
Faktor Produksi susu
1. BANGSA (BREEDS).
Pada bangsa ternak digolongkan kedalam dua bagian yakni ternak bangsa besar dan bangsa kecil. Pada bangsa ternak besar produksi susu cukup banyak dan lain halnya dengan kadar lemak umumnya cukup sedikit. Contoh ternak besar antara lain : Friesien Holstein dan Brown Swiss. Pada bangsa ternak kecil produksi susu cukup sedikit dan lain halnya dengan kadar lemak umumnya cukup banyak. Contoh ternak kecil antara lain : Jersey Guernsey.
2. FAKTOR INDIVIDU
Bila bangsa sama seperti sapi FH, kelompok sama pada saat sapi berumur 2 tahun dan berat badan berbeda, cenderung akan memproduksi susu yang berbeda. Misalkan pada kelompok sapi FH pada saat menjelang umur 2 tahun kemudian diikuti peningkatan berat badan dan nafsu makan. Maka produksi susu yang dihasilkan cenderung akan meningkat. Bila pada kelompok sapi FH pada saat menjelang umur 2 tahun yang diikuti dengan 2 kali peningkatan berat badan normal maka produksi susu akan mengalami penurunan sehingga pakan digunakan untuk produksi daging.
3. GENETIK
Setiap bangsa sapi mempunyai sifat tertentu yang menyebabkan produksi dan komposisi susu. Frekuensi gen mengakibatkan perbedaan genetik bangsa-bangsa hewan ternak perah. Gen mengatur kualitas dan kuantitas produksi susu. Akan tetapi perbedaan genetik antar individu sapi dalam satu bangsa lebih besar daripada perbedaan antar bangsa sapi. Sebagai contoh, ada sapi FH yang menghasilkan susu dengan kandungan lemak lebih dari 5% dan ada pula sapi Jersey yang lemak susunya lebih rendah dari FH.
4. TINGKAT LAKTASI
1. BANGSA (BREEDS).
Pada bangsa ternak digolongkan kedalam dua bagian yakni ternak bangsa besar dan bangsa kecil. Pada bangsa ternak besar produksi susu cukup banyak dan lain halnya dengan kadar lemak umumnya cukup sedikit. Contoh ternak besar antara lain : Friesien Holstein dan Brown Swiss. Pada bangsa ternak kecil produksi susu cukup sedikit dan lain halnya dengan kadar lemak umumnya cukup banyak. Contoh ternak kecil antara lain : Jersey Guernsey.
2. FAKTOR INDIVIDU
Bila bangsa sama seperti sapi FH, kelompok sama pada saat sapi berumur 2 tahun dan berat badan berbeda, cenderung akan memproduksi susu yang berbeda. Misalkan pada kelompok sapi FH pada saat menjelang umur 2 tahun kemudian diikuti peningkatan berat badan dan nafsu makan. Maka produksi susu yang dihasilkan cenderung akan meningkat. Bila pada kelompok sapi FH pada saat menjelang umur 2 tahun yang diikuti dengan 2 kali peningkatan berat badan normal maka produksi susu akan mengalami penurunan sehingga pakan digunakan untuk produksi daging.
3. GENETIK
Setiap bangsa sapi mempunyai sifat tertentu yang menyebabkan produksi dan komposisi susu. Frekuensi gen mengakibatkan perbedaan genetik bangsa-bangsa hewan ternak perah. Gen mengatur kualitas dan kuantitas produksi susu. Akan tetapi perbedaan genetik antar individu sapi dalam satu bangsa lebih besar daripada perbedaan antar bangsa sapi. Sebagai contoh, ada sapi FH yang menghasilkan susu dengan kandungan lemak lebih dari 5% dan ada pula sapi Jersey yang lemak susunya lebih rendah dari FH.
4. TINGKAT LAKTASI
Variasi terbesar komposisi susu terjadi pada kadar lemak. Kolostrum mengandung kadar lemak tertinggi. Perubahan komposisi berlangsung setelah 5 hari. Kandungan lemak susu terus menurun sampai 3 – 4 bulan laktasi kemudian relatif konstan setelah itu. Kadar lemak susu sedikit meningkat pada akhir laktasi. Produksi susu dimulai dengan jumlah relatif tinggi dan terus meningkat hingga 2 – 3 bulan laktasi. Setelah itu,produksi susu menurun perlahan. Lemak susu dan bahan kering tanpa lemak menurun sebanyak 0,2 – 0,4 % antara laktasi kesatu dan kelima. Estrus juga mengakibatkan produksi susu dan lemak berfluktuasi terutama pada hari ovulasi. Estrus sering menyebabkan hasil susu sapi produksi tinggi menurun. Sapi yang berproduksi tinggi sering pula menunda estrusnya.
No comments:
Post a Comment