Proses pengulitan
atau yang lazim disebut “skinning”, diawali dengan cara membuat irisan
panjang pada kulit sepanjang permukaan dalam (medial kaki). Kulit dipisahkan
mulai dari ventral kearah punggung tubuh. Kulit perlu untuk dipisahkan agar
kualitas karkas menjadi baik dan siap untuk di olah mengenai karkasnya.
Berdasarkan cara pelaksanaannya dikenal tiga macam cara pengulitan, yaitu
pengulitan di lantai, pengulitan dengan di gantung, dan pengulitan dengan
menggunakan mesin. Setiap cara pengulitan mempunyai kebaikan dan keburukan.
Kebaikan pelaksanaan pengulitan di lantai, yaitu biaya peralatan rendah dan
pengulitan dapat dilakukan secara masal (padat karya). Keburukannya, yaitu
kulit dan karkas menjadi kotor bila tercemar darah dan kotoran, serta
pelaksanaan pengulitan lebih sukar, sehingga banyak terjadi cacat, baik pada
kulit maupun karkas.
Kebaikan cara
pengulitan dengan digantung, yaitu kulit dan karkas tidak kotor, dan cacat yang
terjadi tidak terlalu banyak. Keburukan cara pengulitan dengan digantung adalah
memerlukan alat penggantung khusus dan biasanya hanya dikerjakan oleh dua
orang. Kebaikan cara pengulitan dengan menggunakan mesin, yaitu kulit dan
karkas tidak kotor atau tercemar, serta tidak banyak cacat. Keburukannya adalah
memerlukan biaya besar untuk mesin pengulit dan memerlukan tenaga ahli khusus.
Kulit yang
dihasilkan harus bagus, karena industri penyamakan kulit memerlukan kulit
berbentuk empat persegi. Proses pengulitan dibutuhkan ketelitian untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan. Proses pengulitan untuk memperoleh hasil terbaik
pada hewan besar seperti ternak sapi, menurut Harris pengirisan dasar
harus dibuat sebagai berikut :
Satu
irisan panjang, lurus ke bawah di tengah-tengah, dari dagu sampai kedubur
(pemotongan hanya mendekati ambing atau kantung buah pelir tidak dianjurkan
karena berpengaruh terhadap bentuk kulit). Dua kulit penutup yang tidak penting
dibiarkan yang harus dipotong sedikit sehingga mempengaruhi bentuk dan ukuran
kulit. Dua irisan melingkar pada kaki-kaki depan mengelilingi lutut. Dua
irisan yang sama mengelilingi tumit pada kaki-kaki belakang. Dua
sayatan lurus di sebelah sisi dalam kaki-kaki depan mulai dari lutut ke ujung
depan tulang dada. Dua sayatan lurus pada kaki-kaki belakang mulai dari
belakang tiap sendi tumit ke suatu titik di pertengahan jalan antara dubur dan
kantong buah pelir atau ambing.
Eviscerasi adalah pengeluaran organ pencernaan
dan isi rongga dada. Tahapan eviscerasi dimulai dengan
membuka dada dengan gergaji melalui ventral tengah tulang dada, kemudian tongga
abdominal dibuka dengan membuat sayatan sepanjang ventral tengah abdominal.
Prosesnya dilakukan pemisahan penis atau jaringan sepanjang ventral tengah abdominal.
Pemisahan penis atau jaringan ambing dan lemak abdominal. Bonggol pelvis
dibelah dan kedua tulang pelvis di pisahkan. Dibuat irisan di sekitar anus dan
di tutup dengan kantong plastik. Esophagus dipisahkan dari trachea.
Kemudian, dikeluarkan kantong kemih dan uterus. Organ perut dikeluarkan mulai
dari interstinum, mesentrium, rumen dan bagian bagian lain dari
lambung serta hati dan empedu. Diafragma dibuka dan dikeluarkan isi rongga dada
yang terdiri dari jantung, paru-paru dan trakea.
Eviscerasi merupakan
pengeluaran organ dalam dengan membelah rongga dada sampai abdominal dengan
menggunakan kapak, setelah terbelah maka di keluarkan saluran pernafasan dan
pencernaan. Tujuan eviscerasi adalah mengeluarkan organ pencernaan (rumen, Intestine,
hati dan empedu) dan isi rongga dada( jantung, esofagus, paru dan trakea).
Eviscerasi dilakukan setelah pengulitan selesai, yaitu sapi digantung dengan
posisi kedua kaki belakang diatas kemudian eviscerasi dilakukan dengan cara
membelah rongga dada dan perut dengan membuat sayatan sepanjang ventral tengah
abdominal, lalu mengeluarkan rongga perut yang terdiri dari intestinum, mensentrium
rumen,dll. Proses ini terjadi selama 12 menit lebih. Proses eviserasi bertujuan untuk mengeluarkan organ pencernaan
(rumen, intestinum, hati, empedu) dan isi rongga dada (jantung, eshophagus,
paru, trachea). Tahap-tahap eviserasi menurut dilaksanakan
dengan urutan sebagai berikut:
Rongga dada dibuka dengan gergaji melalui ventral tengah tulang dada.
Rongga abdominal dibuka dengan membuat sayatan sepanjang ventral tengah
abdominal. Memisahkan penis atau jaringan ambing dan lemak abdominal. Belah
bonggol pelvic dan pisahkan kedua tulang pelvic. Buat irisan sekitar anus dan tutup dengan kantung plastik. Pisahkan
eshophagus dari trakhea. Keluarkan kandung kencing dan uterus jika ada. Keluarkan
organ perut yang terdiri dari intestinum, mesenterium, rumen dan
bagian lain dari lambung serta hati dan empedu. Diafragma dibuka dan keluarkan
organ dada (pluck) yang terdiri dari jantung, paru-paru dan trakhea. Rumah pemotongan hewan, sapi disembelih dan terjadi perubahan
(konversi) dari otot (hewan hidup) ke daging, serta dapat terjadi pencemaran
mikroorganisme terhadap daging, terutama pada tahap eviserasi (pengeluaran
jeroan).
Organ ginjal tetap ditinggal di dalam badan dan menjadi bagian dari
karkas. Eviserasi dilanjutkan dengan pemeriksaan organ dada, organ
perut dan karkas untuk mengetahui apakah karkas diterima atau ditolak untuk
dikonsumsi manusia. Waktu
pemeriksaan postmortem sebaiknya
dilaksanakan segera setelah ternak dipotong. Banyak kasus, bila fasilitas
penyimpanan karkas atau daging tidak tersedia dan fasilitas lain yang
mengharuskan daging dijual segar,maka keharusan pemeriksaan yang segera ini
tidak menjadi masalah. Pemotongan hewan tersedia fasilitas untuk pengolahan
jeroan dan non-karkas lainnya dan juga tersedia fasilitas ruang pendingin,
namun pemeriksaan postmortem terbaik
adalah pada karkas segar dari ternak yang baru dipotong.
Karkas yang baik dapat berpengaruh terhadap tingkat kesukaan konsumen.
No comments:
Post a Comment